Tukang sapu , Seorang Biasa Melakukan Hal Luar Biasa

Sehari sebelumnya tangerang diguyur hujan pagi dan malam, namun hari itu tepatnya 9 februari 2011 di hari rabu hujan tak menampakkan batang hidungnya, “Loh memang hujan punya batang hidung yah?????eh eh…suka-suka saya donk mau bilang apa, batang hidung kek , jidat mbah mu kek, komen aja kayak Facebook(huhuhu..heeeheHot smile).
Oke balik lagi mengenai hari itu, bukan hujan bukan panas atau cuaca hari itu yang akan saya bahas. Tapi ini tentang sebuah estetika hidup(apa ya estetika itu??Thinking smile), sebuah sikap akan semangat dan ketulusan yang tak lekang oleh waktu(loh loh kyk judul lagu kok), tak goyah oleh keadaan, dan senantiasa melakukan yang terbaik do the best .
09022011482
Malam itu terlihat seseorang berbaju orange, “loh ada jack mania nich”pikirku(heheheheh) sedang sibuk melakukan sesuatu. Tampak dibelakang baju sebuah singkatan, bukan tulisan Jack Mania, Macan Kemayoran, atau apapun itu yang berhubungan dengan embel-embel persija. Tapi tertera “DKP”, hem..hem itu ternyata singkatan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan, ouw pantas saja bawaannya pengki dan sapu(bukan drumband dan kawan-kawan…hehehhe…hups kembali seriusGreen with envy).
Ketika semua orang mungkin sudah terlelap tidur, mungkin sedang meringkuk hangat dirumah dan berkumpul bersama keluarga, 09022011483sang pria paruh baya(hem mungkin pasnya dipanggil kakek ya..). Seseorang yang tua renta di malam yang dingin ini bekerja, mengumpulkan setiap sampah dari tiap2 tong sampah dipinggir jalan, memisahkan sampah-sampah tersebut nangis. Tidak terlihat wajah cemberut , hanya tampak wajah lelah, tidak terlihat keluh kesahnya, hanya fokus pada sampah-sampah yang ia kumpulkan.
Ah, aku iri melihatnya, sang kakek tua yang bekerja tak kenal lelah, tidak mengeluh dengan keadaan, tidak mengeluh dengan waktu, padahal ia bisa saja mengumpulkan sampah se “asalnya” saja, tapi ia benar-benar mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sementara aku, hem..selalu saja mengeluh dengan keadaan, terkadang mengutuk cuaca yang tak bersahabat, mengeluh tentang waktu, dan bahkan bekerja asal saja(yang penting dikerjakan).
Mungkin tingkat pendidikannya rendah, tapi dia begitu terampil dan telaten dalam mengumpulkan sampah, memisahkan mana sampah yang dapat didaur ulang, mana yang tidak, mana yang sampah basah, mana yang tidak. Sementara begitu banyak orang yang “Pintar” tidak bisa membedakan mana sampah kering dan basah, bahkan sering sekali terlihat orang yang berpendidikan tinggi kebanyakan “buta huruf”, mereka tidak dapat membaca “Buanglah sampah pada tempat sampah” entah ketika berjalan kaki atau pun tak jarang terlihat orang-orang yang berada di dalam mobil mewah membuang sampah dijalan.
Sesuatu yang tidak pernah aku sadari, mungkin mereka termasuk pahlawan tanpa tanda jasa sama halnya seperti guru. Apakah upah yang mereka terima besar?tidak sama sekali, bahkan ketika kota ini(Tangerang) meraih Piala Adipura, sanjungan atau pun bonus hanya diberikan kepada Walikota dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan(DKP), tapi apakah ada sebuah reward untuk mereka?bonus?(kuharap adaCrying face).
09022011488
Tukang sapu kuli PU besar jasamu
Oh kawan..
Dengan sapu ganyang sampah dan debu
Tuk sesuap makan..
Hari panas hari hujan memang tantangan
Siapa bilang bukan..
Namun tugas tetap jalan absen gaji melayang
Maklum kuli harian…
Pernahkah tuan pikirkan
Jasa mereka..
Pernahkah tuan renungkan
Harga keringatnya..
Inilah manusia
Dengan segala macam warna hidupnya..
Tuk mencapai bahagia
Semua jalan ditempuhnya ..
--Iwan Fals- Sapuku Sapumu Sapu Sapu--

0 komentar: