Sebulan Lagi

"Eh Toby, si Zahra udah mau merit aja loh " Dani tiba-tiba mengatakan hal itu tatkala mereka sedang bercerita nostalgia masa sekolah dulu.

"Iya gue tau " ketus Toby, raut mukanya pun berubah jadi masam.

"Eeh, kok lo jadi kecut gitu, kenapa lo, hem jadi kepikiran pengan merit juga" ledek Dany.

Namun entah mengapa, masam wajahnya Toby tidak seperti biasa. Dani tahu raut muka seperti itu, yah,... itu adalah mimik wajah patah hati.

"Lo suka dia, isn't really?? sebuah kalimat tanya langsung dilontarkan Dany sambil tertawa dan langsung saja Toby menjawab dengan isyarat anggukan kepala.

"Lo serius, kok bisa... sejak kapan" buat Dany yang sudah cukup mengenal Toby, jelas itu jawaban yang serius, hanya dengan isyarat dan tanpa kata-kata.

"Sejak dulu sampai sekarang entah kenapa gw ga berani ungkapin itu ke dia" jawab Toby, sambil menunduk. Dan sekarang, she's get married.

"KENAPA LO GA BERANI" Dany terlihat emosional. Lo harusnya berjuang dulu, lo ga pernah mau coba sih, ayo dong By masih ada waktu sebulan kok, siapa tau dia memilih pasangan yang salah, atau okelah mungkin benar pilihannya tapi siapa tahu itu pilihan kedua, karena elo pilihan pertamanya ga ngungkapin-ngungkapin atau nunjukin perasaan lo ke dia.

"Gw udah sempet berani, yap tepat kemarin gw akhirnya berani, tapi akhirnya keberanian gw kembali memudar, bukan karena gw takut akan kenyataan pahit bahwa mungkin gw bukan pilihan pertama, lo harus tahu gw yakin kok. Sekali lagi, bukan karena gw takut itu, tapi gw takut kalo elo batal nikah sama dia. Selamat yah, gw percaya lo pilihan terbaik dia". Ucap Toby kalem, yang membuat rasa emosional Dany hilang berganti menjadi keheningan.