"Hujan... Dan lagi-lagi aku merindukanmu".
Kamu tahu, terkadang aku ingin membohongi diri bahwa aku bukanlah seorang melankolis ataupun introvert.
Tapi terkadang aku pun merasa beruntung, karena dengan hal itu aku bisa memuja senja, dan terkagum dengan sang rembulan.
Kamu tak usah khawatir, aku baik-baik saja. Kamu cukup selalu tersenyum dan bahagia saja. Jika tidak, maka gagal lah aku. Karena tugasku membuatmu senang.
Kata orang, hal paling menyenangkan di dunia ini adalah dicintai dan disayang. Maka dari itu kuharap kamu senang karna cinta dan sayangku. Lalu aku.. Ah siapa pula aku, memaksamu untuk mencinta dan menyayangiku, sepertinya aku tak bisa se-egois itu.
Terkadang aku tak percaya diri, karena terlambat bertemu denganmu, terlambat mengisi ruang dihatimu. Ada banyak cinta yang telah menempati ruang dihatimu. Dan hal yang pasti adalah aku takkan bisa mengganti cinta yang telah menempati ruang dihatimu itu. Ya aku takut cinta itu kembali, atau cinta itu sebenarnya tidak hilang, masih dan selalu ada.
Kalau kamu bertanya "Kamu yakin?" jawabku ragu.
Bukan, bukan ragu dalam hal mencintaimu. Aku ragu pada perasaanmu, Aku ragu apakah tak ada cinta lain dihatimu. Aku ragu jika aku telah memiliki hatimu, jangan-jangan aku hanya sekedar menggenggam tanganmu tapi tidak cintamu.
Kenapa perkara mencintai ini begitu rumitnya, kenapa cinta tak bisa sesederhana memilih dan menjalani. Ketakutan terbesarku adalah ...
Cinta bisa hadir kapan saja, bisa jadi hadir diantara kamu dan aku. Bisa jadi ada seseorang yang tiba-tiba hadir...
Aku tak bisa menjanjikan apa-apa, yang bisa kulakukan adalah menjaga hatiku, pandanganku dan sikapku dari yang lain.
Kamu... Hmm aku hanya berharap sayang, suka dan cintamu hanya untukku.
Teruntuk kamu yang sedang kutunggu.
Stasiun Manggarai, 9 februari 2016
*Hujan masih turun membawa kerinduan*