Silahkan Bicara dan Marah

"Nak, sarapan dulu, kalau belum sarapan kamu ga boleh pergi" ucap mama dipagi hari
"Nak, pulang jam berapa?" ucap mama singkat tanpa menunggu jawaban langsung menutup telepon.
"Nak, makan dulu" ucap mama kala melihat anaknya langsung tidur sesampainya pulang kuliah.
"Nak, kamu ga boleh pulang/pergi malam, ga boleh nongkrong ga jelas, ga boleh... bla bla bla..."


dan balasannya selalu sama 
"aaaah, iya nanti".
"aaah, aku sudah besar, aku tau kok"
dan seringnya diabaikan.


suara terisak terdengar, setelah satu jam tanpa kata "ma, ngomong ma, jangan diam aja, aku akan dengerin mama, mama boleh marahin aku tiap hari deh yang penting mama ngomong" seorang anak dengan wajah yang tampak lesu, menggoyangkan perlahan bahu ibunya. namun tak ada respon dari tubuh yang kini terbujur kaku.



Pesta Puisi

~Napas~

-Seandainya melepasmu semudah menghela napas, hilang tak berbekas, tak kan ku tahan dirimu

~Dingin~

-Saat penjelasan terucap dibalas dengan keheningan, bukan karena sikap mereka yang dingin, tapi kegagalanku merangkai kata

-Mereka bilang hubungan ini dingin, ketika melihat kita diam tanpa kata, padahal cinta tak memerlukan kata

~Pagi~

-Pagi, kalimat itu yang terucap pertama menyapamu dengan senyuman, dan dibalas oleh ketidak-acuhanmu

-Pagi, kata sederhana yang mungkin membosankan bagimu, tapi bagiku adalah malapetaka bila tak terucap padamu

~Riuh~

-Tak ada riuh , namun wajah mereka tampak gusar , menanti kepastian yang selalu terlambat

-Bukan keriuhan kata semata, tapi ini adalah kata demi kata yang siapapun membacanya terasa indah karena susunannya

~Dansa~

-Aku berbicara didepan, berharap dimengerti, namun seribu sayang pikiran mereka berdansa entah kemana

-Dalam dansa butuh 2 orang, dalam cinta butuh 2 orang, dalam sepi aku butuh kamu