Pesta Puisi

~Napas~

-Seandainya melepasmu semudah menghela napas, hilang tak berbekas, tak kan ku tahan dirimu

~Dingin~

-Saat penjelasan terucap dibalas dengan keheningan, bukan karena sikap mereka yang dingin, tapi kegagalanku merangkai kata

-Mereka bilang hubungan ini dingin, ketika melihat kita diam tanpa kata, padahal cinta tak memerlukan kata

~Pagi~

-Pagi, kalimat itu yang terucap pertama menyapamu dengan senyuman, dan dibalas oleh ketidak-acuhanmu

-Pagi, kata sederhana yang mungkin membosankan bagimu, tapi bagiku adalah malapetaka bila tak terucap padamu

~Riuh~

-Tak ada riuh , namun wajah mereka tampak gusar , menanti kepastian yang selalu terlambat

-Bukan keriuhan kata semata, tapi ini adalah kata demi kata yang siapapun membacanya terasa indah karena susunannya

~Dansa~

-Aku berbicara didepan, berharap dimengerti, namun seribu sayang pikiran mereka berdansa entah kemana

-Dalam dansa butuh 2 orang, dalam cinta butuh 2 orang, dalam sepi aku butuh kamu



~Cermin~

-Tersenyum kepada semua orang bisa dilakukan, tapi ketika aku menatap cermin dan tersenyum, kupikir aku membohongi diri

-Tak ada cermin, tak ada tempat untuk melihat sesosok yang kamu benci, yang membuatmu memalingkan wajah

-Orang yang di cermin itu, biarlah ia tetap disana, menyapamu dalam sepi, dan selalu hadir.. Kamu cukup datang saja

~Pesona~

-Kamu selalu bertanya hal yang sama,apa yang membuatku cinta, namun tak ada aksara yang pas menjelaskan, tapi bisa kau sebut itu pesona

~Pengap~

-Aku jengah, muak dan mulai pengap akan kata yang tak mereka pahami, hingga tersadar bahwa disini bukan tempatku

-Tak nampak senyummu yang dulu, apakah kau mulai pengap akan segala harapan yang ku titipkan

~Pintu~

-Pintu itu tertutup, tapi tak terkunci, bukan berarti kau boleh membukanya sesuka hati, jika telat maka tak ada lagi tempat

-Selangkah kau jejakkan kakimu dari pintu itu, maka pergi dan bawa jauh harapanku pastikan untuk kembali, ibu menanti

-Pergi katamu, tapi bagaimana mungkin jika aku terperangkap dalam pintu hatimu dan tak menemukan jalan keluar

~Gentar~

-Baru usai, kenapa gentar, tunggu saja hasilnya, kenapa bertanya untuk perbaikan, apa kamu lupa Tuhan yang menentukan

-Bukan gentar meminangmu, tapi aku sedang berusaha menjadi yang pantas mendampingimu

-Maju tak gentar, tapi terkadang, kita perlu mundur, untuk esok kembali berjuang

~Relung~

-Tak usah kau simpan dalam relung hati, kata pedasku hanya untuk cambuk penyemangatmu, kelak kau mengerti

-Ingin sekali aku masuk dalam relung hatimu, mencari jawaban akan segala tanya, apa yang membuatmu selalu meragu

-Adakah yang menempati relung hatimu, hingga aku kau abaikan , atau aku lupa berkata permisi

-Kumencari dalam relung, knapa kau selalu marah , kutemui dendam

~Redup~

-Nak, kelak kau tahu, adakalanya sang guru akan redup semangatnya saat mencontek menjadi budaya

-Hingga tiba kata maaf tak lagi terucap, maka reduplah cinta diantara kita yang tersisa hanya kenangan

~Senja~

-Aku merindu, akan suatu wajah merah merona tercubit oleh senja

-Berhenti sejenak, karena senja tak bisa menunggu, terlambat maka kelam yang didapat

-Senja tak bedanya seperti mencinta, telat maka penyesalan yang didapat

-Aku kagum pada senja, kemarin, hari ini atau esok, ia selalu membawa senyum

-Kenapa kau bersedih, padahal senja adalah teman para penyendiri

~Terbakar~

-Terbakar amarah, meraung sejadinya, menyalahkan siapa saja, menolak lupa akan menaruh sesuatu

-Kecerdasanmu tak akan membuatmu terbakar dalam penantian, tak akan ada keluh kesah, yang ada hanya senyum mengembang

-Kenapa kamu terbakar api cemburu, jika hanya kamu yang memiliki hati ini

~Tersesat~

-Aku tersesat dalam ruang, tapi kini waktuku usai, mungkin esok akan datang penggantiku, dan aku berlalu tanpa dirindu

-Aku tak mau bertanya, biarkan saja tersesat asalkan dihatimu

~Tanya~

-Aku memberi tanya, jangan risau, bukan merendahkan, tapi mencari sejauh mana kamu mendengarku

-Tanya itu selalu kau ucap, seakan meragu, kemarilah genggam tanganku kutunjukkan apa itu cinta

-Cemburumu terlalu, ku tanya cintakah kamu, kau bilang itu cinta

-Bersediakah kamu, tanya penghulu yang tanpa ragu ku jawab "Aku terima"

~Lelah~

-Kamu lelah menanti, atau pesimis perbedaannya nyaris tak ada

-Bukan Lelah yang membuatku mundur, tapi gagal yang berulang dan menyentakku, bahwa ini bukan jalanku

-Kamu Lelah, ah sudah kuduga, kamu memang makhluk lembut

-Tak ada kata lelah, jemari menari, imaji dan fantasi berdansa tertuang memenuhi pesta puisi

-Aku lelah mengejar waktu, mencoba menghentikannya, hanya sesaat untuk membuatmu tersenyum

~Puisi~

-Ribuan aksara membentang, menyusun sebuah puisi indah, dan kudapati kata yang tepat sebagai judulnya 'Kamu'

-Kamu ingat, puisi utuh yang kubuat, yang diam-diam kau baca, dan sesalmu tak bilang permisi padahal itu untukmu

-Kamu tak perlu sibuk merangkai kata menjadi aksara nan indah, kata yang kau ucap kepada waliku adalah puisi terindah

-Kau puisi, tempat kelembutan kutemui, terpana mendengarkan dan tanpa mau kusanggah, karena kau sempurna

~ ~

-Denganmu aku masih sama, ketusmu aku membuncit, cintaku tak berubah sayang

-Tak ada yang Pasti, seperti menyukai senja hari ini dan berkata "Ini indah" , namun esok ada Senja lainnya


Kumpulan Puisi yang hadir di #PestaPuisi @nulisbuku














0 komentar: